BELAJAR PEMBELAJARAN
“Memahami Model
Pembelajaran Mastery Learning dan Multiple Intelegence Based Learning”
Makalah ini ditujukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah
Belajar dan Pembeajaran
Dosen
Pengampu : Manerah, Dra
Disusun Oleh:
Nama :
Siti Diamti
NIM :
1113015000110
Kelas :
4A (Ekonomi)
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun Akademik 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
hirobbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW,
yang telah membimbing umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah yakni
dengan ajaran agama Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Makalah ini berjudul ” Memahami Model Pembelajaran Mastery Learning
dan Multiple Intelegence Based Learning”. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan metode
pembelajaran.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Manerah, Dra selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini. Saya berharap semoga semua yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT.
Saya menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga
makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.
Jakarta,
20 Juni 2015
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3
Tujuan
Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................. 3
2.1
Pengertian Pembelajaran
Mastery Learning ............................................. 3
2.2
Komponen Pembelajaran
Matery Learning................................................ 4
2.3 Tahap-tahap Pembelajaran Mastery Learning............................................ 6
2.4
Kelebihan dan
Kekurangan Model Pembelajaran Mastery Learning
....... 7
2.5
Pengertian
Model Pembelajaran Multiple Intelligences Based Learning....7
2.6
Jenis-jenis
Kecerdasan Potensial dari Model Pembelajaran
Multiple Intelligences .............................................................................. 8
2.7
Kelebihan dan
Kekurangan Model Pembelajaran Multiple Intelligences
Based Learning........................................................................................... 10
2.8 Strategi-strategi
Pengajaran Model Pembelajaran Multiple Intelegence
Based Learning...........................................................................................10
BAB III : PENUTUP.....................................................................................................12
3.1
Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dalam melaksanakan prinsip
penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yaitu; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mewujudkan
tercapainya tujuan pendidikan tersebut maka perlu akan adanya kerjasama yang
baik dari pemerintah, guru, orang tua, murid serta orang-orang yang terlibat
dengan dunia pendidikan. Untuk itu seorang guru sebagai orang yang berperan
aktif dalam dunia pendidikan haruslah dapat membantu membimbing murid-murinya
agar dapat menyerap dan menggunakan ilmu nya dengan baik.
Dalam proses belajar mengajar pemilihan
metode pembelajaran yang tepat akan dapat membantu peserta didik dalam menyerap
ilmu yang telah disampaikan oleh seorang guru. Untuk itu seorang guru haruslah
cerdas dalam memilih metode pembelajaran. Salah satu diantara model
pembelajaran yang efekif dalam proses pembelajaran yaitu mastery learning dan
multipel intelligences. Mastery learning yaitu apabila setiap siswa mempunyai
kecakapan rata-rata (normal) jika diberi waktu yang cukup untuk belajar, mereka
dapat diharapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya secara tuntas,
sepanjang kondisi belajar yang tersedia cukup menguntungkan. Sedangkan multipel
intelligences yaitu kemajemukan kecerdasan yang dimiliki seorang individu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian model pembelajaran mastery learning?
2. Apa
komponen pembelajaran mastery learning?
3. Bagaimana
langkah-langkah pembelajaran mastery learning?
4. Apa
kelebihan dan kekurangan model pembelajaran mastery learning?
5. Apa
pengertian model pembelajaran Multiple Intelegence Based Learning?
6. Apa
saja jenis-jenis kecerdasan potensial dari model pembelajaran Multiple
Intelegence Based Learning?
7. Apa
kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Multiple
Intelegence Based Learning?
8. Bagaimana
strategi-strategi Pengajaran Model Pembelajaran Multiple
Intelegence Based Learning?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk
mengetahui pengertian model pembelajaran mastery learning
2. Untuk
mengetahui apa saja komponen pembelajaran mastery learning
3. Untuk
dapat Menjelaskan Kegiatan apa saja langkah-langkah
pembelajaran mastery learning
4. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran mastery learning
5. Untuk
mengetahui pengertian model pembelajaran Multiple Intelegence Based Learning
6. Untuk
dapat Menjelaskan jenis-jenis
kecerdasan potensial dari model pembelajaran Multiple
Intelegence Based Learning
7. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Multiple
Intelegence Based Learning
8. Untuk
mengetahui Bagaimana strategi-strategi Pengajaran Model Pembelajaran Multiple
Intelegence Based Learning.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran Mastery
Learning
Menurut
Bloom (1968) pembelajaran tuntas merupakan suatu model pembelajaran yang di
fokuskan kepada penguasaan siswa dalam sesuatu hal yang dipelajari. Sedangkan
menurut Anderson dan Block (1975) bahwa pembelajaran tuntas adalah seperangkat
gagasan dan tindakan pembelajaran secara individu yang dapat membantu
siswa untuk belajar secara konsisten.
Secara
sederhana, konsep belajar tuntas mengajarkan (caroll-1968) bahwa bilamana siswa
diberi kesempatan mempergunakan waktu yang dibutuhkan untuk belajar dan ia
mempergunakan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai tingkat hasil
belajar seperti yang diharapkan. Dengan kata lain, bahwa setiap siswa mempunyai
kecakapan rata-rata (normal) jika diberi waktu yang cukup untuk belajar, mereka
dapat diharapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya secara tuntas,
sepanjang kondisi belajar yang tersedia cukup menguntungkan.
Gagasan dan tindakan ini menghasilkan proses
pembelajaran yang sistematik, yang membantu siswa untuk mencapai ketuntasan
berdasarkan kriteria ketuntasan yang telah ditentukan. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa Pembelajaran tunas pada
dasarnya merupakan suatu model pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan
siswa terhadap bahan pembelajaran yang dipelajari. Melalu model pembelajaran
tuntas ini, siswa diberi peluang untuk maju sesuai dengan keampuan dan
kecepatan mereka sendiri serta dapat meningkatkan tahap penguasaan
pembelajarannya. Konsep pembelajaran ini dilandasasi oleh pandangan bahwa semua
atau hampir semua siswa akan mampu mempelajari pengetahuan atau keterampilan
dengan baik asal diberikan waktu yang sesuai dengan kebutuhannya. Setiap siswa
mempunyai kemampuan dan upaya untuk menguasai sesuatu yang dipelajari. Tahap
penguasaan bergantang kepada kualitas pembelajaran yang dialaminya. Model
pembelajaran ini ditunjukan untuk memastikan bahwa semua siswa telah menguasai
hasil pembelajaran yang diharapkan dalam suatu unit pembelajaran tertenu
sebelum berpindah ke unit pembelajaran berikutnya. Model ini membutuhkan waktu
yang cukup dan proses pembelajaran yang berkualitas.
Menurut
carol, setiap anak didik akan mampu menguasai bahan jika diberikan waktu atau
kesempatan yang cukup untuk memepelajarinya, sesuai dengan kapasitas
masing-masing anak didik. Dengan demikian taraf atau tingkatan belajar itu pada
dasarnya merupakan fungsi dari proporsi waktu yang disediakan untuk belajar
(time allowed for lerning), dengan waktu yang diperlukan untuk belajar (time
needed for learning) oleh setiap anak didik.
Carol
tidak menyangkal bahwa ada faktor dominan lain yang berpengaruh terhadap taraf
penguasaan belajar, yaitu antara kualitas pengajaran (the quality of intuction)
dengan taraf kemampuan anak didik untuk memahami pelajaran itu (the studen’s
ability to understand the intuction). Selain itu faktor motivasi juga amat
berpengaruh.
Karena
itu, jikala guru menghendaki anak didik mencapai penguasaan bahan pelajaran
tertentu, maka bahan harus disusun secara sempurna, begitu juga instrumen
evaluasi atau pengukuran hasil belajarnya. Bahan pelajaran harus diperinci dan
diklasifikasikan kedalam satuan-satuan unit tertentu sampai kepada
satuan-satuan terkecil (modul) yang bermakna (meaningful) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari satuan yang besar.
2.2 Komponen Pembelajaran Mastery
Learning
Dalam
pembelajaran mastery learning ini guru harus mengusahakan upaya-upaya yang
dapat mengantarkan kegiatan anak didik kearah terccapainya penguasaan penuh
terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Dalam hal ini Dr. Suharsimi Arikunto
(1988;35) mengemukakan dua kegiatan, yaitu kegiatan pengayaan dan kegiatan
perbaikan.
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa kelompok cepat sehingga siswa-siswa tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan keterampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa kelompok cepat sehingga siswa-siswa tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan keterampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Menurut
Dr. Suharsimi Arikunto, secara garis besar kegiatan pengayaan dapat dibedaka
menjadi dua macam, yaitu:
§ Kegiatan
pengayaan yang berhubungan dengan topik modul pokok.
Contohnya seperti membaca buku, mengarang, tugas kliping, diskusi dan sebagainya.
Contohnya seperti membaca buku, mengarang, tugas kliping, diskusi dan sebagainya.
§ Kegiatan
pengayaan yang tidak berhubungan dengan topik modul pokok.
Contohnya seorang guru
baru saja memberikan pelajaran tentang sejarah, maka guru memberi tugas untuk
membaca sebuah karangan yang menceritakan tentang kehidupan tokoh dalam
sejarah, atau membuat kliping mengenai artikel-artikel atau gambar-gambar yang
berhubungan dengan sejarah.
kegiatan perbaikan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut. Dalam upaya pelaksanaan kegiatan perbaikan, Suharsimi Arikunto juga mengemukakan konsepnya. Keampuhan peranan berbagai metode diusulkan dalam hal ini. Menurutnya, jika ditinjau dari jenis metode, banyaknya metode yang sudah dikenal dapat digunakan untuk mengajar. Antara lain:
kegiatan perbaikan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut. Dalam upaya pelaksanaan kegiatan perbaikan, Suharsimi Arikunto juga mengemukakan konsepnya. Keampuhan peranan berbagai metode diusulkan dalam hal ini. Menurutnya, jika ditinjau dari jenis metode, banyaknya metode yang sudah dikenal dapat digunakan untuk mengajar. Antara lain:
o
metode pemberian tugas dan resitasi
o
metode diskusi
o
metode pendekatan proses
o
metode penemuan
o
metode kerja kelompok
o
metode eksperimen
o
metode tanya jawab
untuk
menentukan waktu yang sebaiknya dilaksanakan program perbaikan, harus
mempertimbangkan sifat bahan, tingkat kesulitan serta banyaknya siswa yang
harus ditangani. Selain itu, bahan pelajaran yang merupakan prasyarat bagi
bahan pelajaran berikutnya, harus segera ditangani saat itu juga agar tidak
mengganggu pelaksaan pelajaran berikutnya.
Disamping
itu adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan
oleh kawan sebangku atau kawan-kawan untuk melaksanakan progrm perbaikan.
Pelaksanaan program perbaikan ini disebut “tutor sebaya”, karena mereka
mempunyai usia yang hampir sebaya sesamanya. Istilah ini digunakan untuk
membedakan dari istilah “tutor serumah” yaitu program perbaikan yang dilakukan
oleh orang tua, kaka, atau anggota keluarga yang lainnya.
2.3 Tahap-Tahap Pembelajaran
Mastery Learning
- Orientasi
Yaitu
tahap pengenalan dan penetapan suatu kerangka isi pembelajaran, seperti menjelaskan
tujuan pembelajaran dan syarat-syarat kelulusan, menjelaskan materi pembelajaran
serta kaitannya dengan pembelajaran terdahulu dan kehidupan sehari-hari, serta
guru menjelaskan lankah-langkah pembelajaran seperti berbagai komponen-komponen
isi pembelajaran dan tanggung jawab siswa yang diharapkan selama proses
pembelajaan.
- Penyajian
- Latihan Terstruktur
Yaitu
guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian tugas, yang berupa
langkah-langkah penting secara bertahap dalam menyelesaikan suatu tugas.
Langkat penting dalam mengajarkan latihan penyelesaian soal adalah dengan
menggunakan berbagai macam media contohnya OHP, LCD, dan sebagainya. Sehingga
semua siswa bisa memahami setiap langkah kerja dengan baik. Dalam tahap ini
siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kemudian guru memberi balikan atas
jawaban siswa.
- Latihan Terbimbing
Yaitu
guru memberikan kesepatan pada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu tugas,
tapi masih dibawah bimbingan. Dalam tahap ini guru memberikan beberapa tugas
yang harus dikerjakan siswa, namun ketap diberi bimbingan ini memungkinkan guru
untuk menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan sejumlah tugas dan melihat
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap ini adalah
memantau kegiatan siswa dan memberikan umpan balik yang bersifat korektif jika
diperlukan.
- Latihan Mandiri
Tahap
ini merupakan inti dari strategi ini, latihan ini bertujuan untuk menguatkan
atau memperkokoh bahan ajar yang telah dipelajari, serta memastikan peningkatan
daya ingat untuk meningkatkan kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.
Kegiatan praktik dalam tahap ini tanpa tanpa bimbingan dan umpan balik dari
guru . peran guru dalam tahap ini adalah nilai hasil kerja siswasetelah selesai
mengerjakan tugas secara tuntas. Jika perlu atau masih ada kesalahan, guru
perlu memberi umpan balik. Perlu diberikan beberapa tugas untuk diselesaikan
oleh siswa sehingga dapat mempertahankan daya ingat siswa.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Mastery Learning
Kelebihan
Pembelajaran Mastery Learning:
- · Siswa dapat menguasai materi yang diberikan
- · Bagi siswa yang kurang menguasai materi, akan sangat terbantu oleh jenis pembelajaran ini
- · Materi yang diajarkan secara komprehensif, dan sistematis
- · Adanya kerjasama antara guru dan murid untuk membantu siswa yang kurang menguasai materi
Kekurangan
Pembelajaran Mastery Learning
- · Memerlukan banyak waktu yang digunakan
- · Pembelajaan melibatkan banyak phak seperti teman kelas, dan orang tua
- · Menuntut para guru untuk menguasai bahan ajar secara komprehensif
- · Terhambatnya proses pembelajaran apabila terdapat siswa yang belum menguasai materi prasyarat untuk melanjutkan ke materi selanjutnya
- · Jika waktu yang disediakan habis, maka harus mengambil waktu diluar jam pelajaran.
2.5 Pengertian Model Pembelajaran
Multipel Intelligences
Dasar
Teori Multipel Intelegen
Teori kecerdasan MI adalah validasi
tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam
pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan dan penghargaan
terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar. Disamping itu setiap minat
dan bakat masing-masing pembelajar. Teori MI bukan hanya mengakui perbedaan
individual ini untuk tujuan-tujuan praktis, seperti pengajaran dan penilaian,
tetapi juga menganggap serta menerimanya sebagai suatu yang normal, wajar dan
sangat berharga.
Howard Gardner, yang namanya sinonim
dengan teori MI ini, mengisyaratkan bahwa mungkin ada lebih banyak lagi kecerdasan
dari pada tujuh kecerdasan yang telah didefinisikannya. Khususnya dalam
budaya-budaya lain. Dengan demikian, daftar MI nya dapat disusun ulang dan ditambahkan. Tujuan riil membuat dan menyusun
suatu daftar juga adalah “untuk mengangkat kemajemukan kecerdasan” (Gardner
1993). Tidak menjadi soal apakah ada jenis kecerdasan lebih banyak atau tidak,
ketujuh kecerdasan yang telah ditawarkan oleh Gardner kepada kita adalah
langkah raksasa menuju suatu titik
dimana individu dihargai dan keragaman dibudidayakan.
2.6 Jenis-jenis Kecerdasan Potensial dari model
pembelajaran Multiple
Intelegence Based Learning
Tujuh
kecerdasan yang diidentifikasikan oleh Gardner (1993) adalah:
- Kecerdasan lingustik ( bahasa)
Kecerdasan
ini yang yang disebut oleh sebagian pendidik dan penulis sebagai kecerdasan
verbal. Orang yang memiliki kecerdasan ini juga memiliki keterampilan auditori
yang sangat tinggi, dan mereka belajar melalui mendengar. Mereka gemar membaca,
menulis dan berbicara, dan suka bercengkrama dengan kata-kata. Mereka mengkhidmati
kata-kata bukan hanya untuk makna tersurat dan tersiratnya semata namun juga
bentuk dan bunyi nya. Gardner menyebut penyair sebagai contoh pemilik jenis
kecerdasan ini.
- Kecerdasan logis-matematis ( nalar logika dan matematika)
Kecerdasan
ini mencangkup kemampuan ilmiah. Inilah jenis kecerdasan yang dikaji dan di
dokumentasikan oleh piaget, yakni jenis kecerdasan yang sering dicirikan
sebagai pemikiran kritis gunakan sebagai bagian dari metode ilmiah. Orang
dengan kecerdasan ini gemar bekerja dengan data: mengumpulkan dan
mengorganisasi, menganalisis serta menginterpretasikan, menyimpulkan kemudian
meramalkan. Mereka melihat dan mencermati adanya pola serta serta keterkaitan
antardata.
- Kecerdasan spasial ( ruang dan gambar)
Kecerdasan
ini sering disebut kecerdasan visual-spasial, adalah kemampuan untuk membentuk
dan menggunakan model mental (gardner,1993). Orang yang memiliki kecerdasan
jenis ini cenderung berfikir dalam atau dengan gambar dan cenderung mudah
belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video dan peragaan
yang menggunakan model dan slaid.
- Kecerdasan musikal ( musik, irama dan suara/bunyi)
Sebagian
orang menyebut kecerdasan ini sebagai kecedasan ritmik atau kecerdasan musikal.
Orang yang mempunyai kecerdasan jenis ini sangat peka terhadap suara atau
bunyi, lingkungan dan juga musik. Mereka sering bernyanyi, bersiul atau
bersenandung ketika ketika melakukan aktivitas lain.
- Kecerdasan kinestetik ( badan dan gerak tubuh)
Orang
yang memiliki jenis kecerdasan ini memproses informasi melalui sensasi yang
dirasakan pada badan mereka. Mereka tidak suka diam, dan ingin bergerak terus
mengerjakan sesuatu dengan tangan atau kaki nya, dan berusaha menyentuh orang
yang diajak bicara mya. Mereka sangat baik dalam keterampilan jasmaninya baik
dengan menggunakan otot kecil maupun
otot besar, dan menyukai aktifitas fisik dalam berbagai jenis olahraga.
- Kecerdasan interpersonal (hubungan antar pribadi, sosial)
Kecerdasan
ini tampak pada kegembiraan berteman dan kesenangan dalam berbagai macam
aktivitas sosial serta keengganan dalam
kesendirian dan menyendiri. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini menyukai
dan menikmati bekerja secara berkelompok,belajar sambil berinteraksi dan
bekerjasama juga kerap merasa senang bertindak sebagai penengah.
- Kecedasan intrapersonal (hal-hal yang sangat mempribadi)
Kecerdasan
ini tercermin dalam kesadaran mendalam akan perasaan batin. Inilah kecerdasan
yang memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan dan pilihannya
sendiri. Orang dengan kecerdasan intrapersonal tinggi pada umumnya sangat
mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.
Dua
kecerdasan pertama dalam daftar tersebut adalah kecerdasan yang paling dikenal
dan dimaklumi dalam masyarakat sekarang ini. Keduanya adalah kecerdasan yang
menjamin keberhasilan dalam tes-tes IQ dan SAT (Studen Aptitude Test) yaitu tes
bakat kecerdasan siswa, karena mereka adalah kecerdasan yang paling menonjol
dan paling menjadi sasaran tes ketika perama kali tes itu dirancang. Siswa yang
memiliki da mengembangkan kecerdasan linguistik dan logis-matematis dijamin
pasti akan berhasil dalam situasi sekolah tradisional. Namun berhasil di
sekolah bukan alat peramal yang baik bagi keberhasilan siswa dalam kehidupan
yang sebenarnya kelak (Gardner, 1993).
2.7 kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Multiple
Intelegence Based Learning
a. Kelebihan
model pembelajaran Multiple Intelegence Based Learning
o
Seorang guru dapat mengetahui kecerdasan
apa yang terdapat pada seorang murid
o
Seorang guru dapat lebih mudah untuk
menyampaikan kan materi pada murid tersebut dengan metode tertentu sesuai
dengan kecerdasan yang dimilikinya
o
memfokuskan pengetahuan dan kecerdasan yang
dimiliki seorang murid
o
Seorang murid akan lebih mudah untuk
menyerap informasi
o
b. kekurangan
model pembelajaran Multiple Intelegence Based Learning
o
menuntut seorang guru untuk mengetahui
semua kecerdasan anak muridnya.
o
seorang guru harus menggunakan banyak
pendekatan mengajar, agar semua kecerdasan siswanya dapat berfungsi secara
optimal.
o
Menuntut seorang guru untuk banyak
menggunakan media belajar
2.8 Strategi-Strategi Pengajaran Model
Pembelajaran Multiple
Intelegence Based Learning
Strategi-strategi
dirancang untuk mempermudah melaksanakan kegiatan pembelajaran ini, sehingga
akan dengan mudah di terapkan dalam kelas. Diantaranya yaitu:
a. Kecerdasan
Linguistik
o
Bercerita atau mendongeng
o
Bertukar pikiran atau brainstorming
o
Rekaman
o
Jurnal penulisan
o
Penerbitan
b. Kecerdasan
logis-matematis
o
Perhitungan dan kuantitatif
o
Klasifikasi dan kategorisasi
o
Pertanyaan model socrates
o
Heuristik
o
Befikir ilmiah
c. Kecerdasan
spasial
o
Visualisasi
o
Tanda-tanda berwarna-warni
o
Gambar metafora
o
Membuat sketsa ide
o
Simbol-simbol gambar
d. Kecerdasan
kinestetik-tubuh
o
Jawaban-jawaban dengan menggunakan gerak
tubuh
o
Kelas teater
o
Konsep-konsep kinestetik
o
Berfikir berdasarkan gerak tangan
o
Body maps
e. Kecerdasan
musik
o
Irama, lagu, rap (ketukan)
o
Diskografi (studi dan pengumpulan daftar
album rekaman)
o
Musik super memori
o
Konsep-konsep musik
o
Musik suasana
f. Kecerdasan
interpersonal
o
Aktivitas berbagi dalam kelompok (peer
sharing)
o
Patung orang
o
Kelompok-kelompok kerjasama
o
Papan permainan
o
Simulasi-simulasi
g. Kecerdasan
intrapersonal
o
Periode refleksi selama satu menit
o
Hubungan-hubungan pribadi
o
Pilihan waktu
o
Saat-saat penuh warna/penciptaan suasana
sesuai dengan perasaan
o
Sesi penetapan tujuan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah
mengetahui masing-masing penjabaran dari kedua model pembelajaran diatas maka,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua model pembelajaran tersebut sangat baik
digunakan untuk membantu mengoptimalkan kemampuan siswa dalam belajar. Seperti
model pembelajaran Mastery Learning yang memang sangat membatu siswa dalam
memfokuskan pada penguasaan belajar siswa. Siswa diberikan waktu yang cukup
banya untuk belajar sehingga ia dapat mempergunakan waktu tersebut dengan
sebaik-baiknya maka hasil pembelajaran nya pun dapat dipastikan akan optimal.
Selain itu pihak guru juga akan sangat membantu untuk pelaksanaan model
pembelajaran ini, kejelasan dan ketuntasan materi yang disampaikan akan sangat membantu model pembelajaran ini. Karena
model pembelajaran ini branggapan bahwa semua siswa mempunyai kecerdasan
rata-rata (normal) sehingga hanya perlu untuk memfokuskan siswa untuk belajar
dengan dibantu oleh pihak guru, orang tua dan teman sebayanya.
Sedangkan
model pembelajaran multiple intelligences atau kecerdasan yang majemuk.
Kecerdasan ini lebih melihat pada kecerdasan lahiriah atau kecerdasan yang
sudah tertanam pada individu tersebut, kemudian diasah oleh individu tersebut
untuk lebih menguasai kecerdasan-kecerdasan yang ia miliki. Pelaksanaan model
pembelajaran ini dilakukan dengan mengidentifikasi kecerdasan yang dimiliki
oleh siswa-siswa nya yang kemudian dilanjutkan kepada penggunakan metode yang
tepat untuk melaksanakan metode pembelajaran dikelas.
3.2 Saran
Menurut
saya model pembelajaran yang lebih efektif adalah model pembelajaran mastery
learning, karena dalam penerapan model pembelajaran ini sangat membantu siswa
secara keseluruhan dalam belajar, juga lebih memfokuskan siswa pada penguasaan
materi. Dalam model pembelajaran ini seorang
guru sangat dituntut untuk mempunyai kompetensi kognitif yang bagus sehingga
akan dapat menyampaikan materi pembelajaran secara komprehensif dan sistematis.
Selain itu, seorang guru juga harus memberikan waktu yang cukup banyak. Sedangkan
seorang murid tugasnya adalah menyimak dengan baik materi yang disampaikan,
kemudian materi tersebut harus dipelajari kembali di rumah. Dan apabila
terdapat materi yang kurang dipahami, maka siswa dapat bertanya kepada guru
atau teman sebayanya.
Model pembelajaran seperti ini harus
dilakukan secara berkesinambungan dan sistematis, yaitu harus adanya singkronisasi
kerjasama yang baik antara guru, orang tua dan murid, juga bertahap sesuai
langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam model pembelajaran ini, maka akan
dapat dipastikan siswa dapat menguasai pembelajarannya.
Daftar
Pustaka
Hermawan, Asep
Herry.dkk., 2007. Belajar dan
pembelajaran sekolah dasar. UPI PRESS:Bandung.
Djamarah Syaiful
Bahri dan Zain,Aswan. 2010. Strategi
belajar mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Wena Made. 2009.
Strategi pembelajaran inovatif
kontemporer. bumi aksara: Jakarta.
Ahmadi, Abu dan
Triprasetya,Joko. 2005. Strategi belajar
mengajar. pusaka Setia: Bandung.
Jasmine, Julia.
2012. Metode mengajar multiple
intelligences. Nuansa Cendikia: Bandung.
Armostrong,
Thomas. 2009. Kecerdasan Multiple edisi
ketiga. PT Indeks : Jakarta.
How to play slots online - The jtmhub.com
BalasHapusNo matter the type of game 익산 출장샵 you're 사천 출장마사지 playing, you'll always 김포 출장마사지 have the option to play slots 거제 출장샵 online. Here's everything you need 춘천 출장안마 to know.